Jumat, 04 Januari 2013

Inilah 10 Wanita Pengusaha Sukses Indonesia

www.gajidana.mprm.net - Siapa bilang jadi wanita tak bisa sukses mengurus rumah  tangga sekaligus bisnis? Buktinya, 10 wanita berikut ini mampu mengibarkan bendera bisnis dan membahagiakan keluarganya. Siapa sajakah mereka?

Nadia Mutia, Kloom Clogs
Hobby belanja wanita ternyata bisa juga menghasilkan uang. Adalah Nadia Mutia Rahma, sosok wanita yang mengawali bisnis dengan membuat sepatu kayu yang diberi nama Kloom Clogs. Desain produk miliknya, dibuat sendiri karena kegemarannya dalam mendesain sejak kecil.

Modal usaha yang dipakainya diperoleh ketika bekerja part time di Jepang, berbekal uang tersebut ia mengembangkan bisnis selop yang pas dan nyaman dipakai. Selain kreatif, wanita kelahiran 12 Juni 1989 ini selalu mengungkulkan kualitas dalam produk yang dibuatnya. Semua bahan yang dipakainya merupakan bahan pilihan dan dikerjakan dengan hati-hati.

Lusia Efriani, Arang Kelapa
Karena alam telah menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan manusia. Begitulah setidaknya sosok lulusan Bahasa Inggris Universitas Airlangga ini berpikir kreatif. Lewat limbah tempurung kelapa yang mudah ditemukan di mana-mana, Lusia memandatangani kerja sama dengan perusahaan China untuk menjadi pemasok arang kelapa.

Kedengarannya memang bisnis ini sepele, namun permintaan arang kelapa yang semakin meningkat ini membuka lapangan pekerjaan baru bagi 300.000 orang.

Aldila Rizqi Eistya, dari Cardigan hingga Jumpsuit
Dan lagi-lagi hobby shopping yang dapat dikembangkan menjadi bisnis menjanjikan, Aldila, wanita berusia 22 tahun ini tampaknya cukup cermat menilai kebutuhan pasar. Dengan menjual koleksi busana muslim dan baju-baju remaja bermerek Back to Basic, Aldila meraup untung yang cukup besar.

Produknya ini bukan produk hasil luar, namun produk yang dibuat bersama saudaranya Rilla Hayatun Nifa. Masing-masing produknya dijual mulai harga 200 - 400 ribu rupiah di butik House of Dina di jalan Gejayan, Yogyakarta.

Leni Mangiri, perca batik

Ushaa batik mungkin bukan usaha yang asing lagi di Indonesia. Namun, yang membedakan kali ini adalah, kain batik yang dipakai bukan kain batik utuh, melainkan perca batik. Hasil limbah dari potongan-potongan kain batik ini disulap menjadi aneka produk cantik seperti tas, selimut, sarung bantal, bedcover dan lain-lain. Keuntungannya, produk yang dihasilkan tetap cantik dan harga jualnya jauh lebih murah.

Susanti Alie, saus sambal

Sambal, hmmm... rasanya makanan tak lengkap apabila tak ada sambal. Rasa pedasnya bak menyempurnakan masakan dan menambah nafsu makan. Dari situlah Susanti Alie memulai bisnisnya. Berawal dari lahan kontrakan di sebelah rumah dengan kurang dari 10 karyawan, ia memproduksi minuman limun dan saus sambal bermerk Cabe Payung. Berperang melawan rumor saus sambal yang menggunakan bahan-bahan tidak higienis dan segar, Susan menciptakan label produk yang berkualitas dan bersaing dengan harga pasar. Sampai saat ini, bisnisnya terus berkembang dan telah dipasarkan hampir ke seluruh Indonesia.

Wendy Yap, Sari Roti

Sari Roti... roti Sari Roti... siapa yang tak mengenal jingle renyah tersebut? Di komplek perumahan, toko hingga supermarket besar, produk ini mudah ditemukan. Di balik kesuksesan produk roti ini, ada sosok wanita bernama Wendy Yap yang menjadi otak sukses produk Sari Roti. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan dengan pertumbuhan pendapatan tercepat di Asia.

Ir. Hartati Marzuki, bisnis tanaman hias

Ketertarikan dan kecintaannya terhadap bunga memunculkan ide membuat bisnis tanaman. Aktivitas memelihara dan merawat tanaman ini merupakan aktivitas yang menyenangkan. Selain memberikan efek rileks, manfaatnya bagi alam juga cukup besar.

Dengan dukungan teman dan sahabatnya, Hartati akhirnya membuka bisnis tanaman hias. Produk hasil pembiakannya dipasarkan melalui sebuah toko yang diberi nama Re & Ray Nursery.

Evi Indrawanti, gula aren organik

Ingin menghadirkan gula aren yang lebih praktis dan higienis, Evi Indrawanti menciptakan produk gula aren organik yang memiliki kandungan gizi tinggi, serta higienis. Hingga saat ini, produk gula aren tidak terlalu beken di pasar. Padahal, gula aren ini lebih kaya nutrisi ketimbang gula tebu. Lewat CV Diva Maju Bersama, Evi memasarkan produk gulanya dan membagikan info sehat yang dibutuhkan masyarakat.

Susan Budiharjo, ibu dunia fashion Indonesia

Kerap dijuluki ibu dunia fashion Indonesia, Susan Budiharjo menelurkan karya-karya cemerlang lewat produk fashion yang dibuatnya. Koleksi busananya beragam, mulai dari yang klasik hingga yang sederhana.

Sejak kecil, kegemarannya menggambar mendorongnya mewujudkan mimpi menjadi sosok desainer terkenal di dunia. Tak hanya puas sebagai seorang desainer saja, Susan yang sempat mencicipi jurusan arsitektus di Universitas Tarumanegara ini juga mendirikan sebuah sekolah untuk membagikan ilmu yang dimilikinya kepada desainer-desainer muda Indonesia.

Dyah Purana, Kane Kane

Ingin menciptakan camilan yang sehat, tanpa bahan pengawet dan non MSG, mendorong sosok warga Malang ini menghasilkan produk keripik jamur tiram dan jamur tempe.

Dyah bereksperimen dengan penganan yang beken di kota asalnya tersebut. Dari hasil eksperimennya, tak hanya keripik jamur tiram dan keripik tempe biasa yang dihasilkannya, namun keripik dengan aneka ragam rasa yang menggugah selera. Kecintaaanya terhadap kota Malang mengawali pembuatan nama Kane Kane. Dengan ide awal kata enak yang dikemas dengan boso walikan khas Malang, nama Kane Kane dibuat. (Vemale.com)


Ingin Mengikuti Jejak Mereka
Mulailah Segera Dengan Bergabung
Bersama Kami di  www.gajidana.mprm.net

Salam

Orang-orang Sukses Indonesia


www.gajidana.mprm.net - Menjadi orang kaya tak melulu harus menjadi pengusaha tetapi bisa dengan cara mengembangkan i otak encer yang dimilikinya dan berprestasi akademik  tanpa terlibat dalam dunia politik Syaratnya cuma. Jangan berkiprah di Tanah Air.

1. Sehat Sutardja ( Pria kelahiran Jakarta , 49 tahun)
 
Nama ini mungkin terdengar asing dan tidak familiar di Tanah Air. Tapi di Amerika Serikat, Sehat adalah cerita sukses perjuangan seorang imigran yang tetap mengagungkan ilmu untuk meraih sukses. Sadar menjadi cerdas di Indonesia tak bakalan dihargai oleh negara , maka Sehat hijrah ke AS saat usianya masih 19 tahun.
Ia pun memilih tinggal dan menjadi warga AS. Siapa sangka, Sehat kini termasuk salah satu orang terkaya di negeri *Paman Sam*, Amerika Serikat.
Bersama kakaknya, Pantas Sutardja, Sehat mendirikan Marvell Technology Group, perusahaan yang terdaftar dan *go public* di indeks bursa Nasdaq New York Stock Exchange. Namanya tercantum dalam majalah *Forbes* dengan kekayaan bersih 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp. 10 triliun. Ia masuk dalam kategori Exclusive Billioners Club untuk pertama kalinya di tahun 2007. Perjuangan Sehat bersama tiga orang teman menembus industry semikonduktor di AS bisa menginspirasi ketika seseorang yang bukan siapa-siapa menjadi apa-apa. Kini Marvell, perusahaan yang dibentuknya tahun
1995, berkibar sebagai perusahaan yang paling dipercaya publik tahun 2005. Hanya dalam waktu 10 tahun!

Bukan Cuma itu, Marvell tercatat sebagai one of the best managed company in America dan menjadi kampium di semi-conductor company top ten list. Semuanya bergengsi karena yang memilihnya adalah majalah Forbes, majalah referensi utama ekonomi dunia. Kisah Sehat dimulai saat ia kelas enam sekolah dasar di Jakarta sekitar tahun 1970-an. Ia baru menyadari ketertarikannya pada bidang elektronik ( komputer belum populer saat itu). Ia menyampaikan kepada orangtuanya bahwa ia bakal berkarir di bidang elektronik. Orangtuannya heran. Maklumlah, tahun 1970-an, karier di bidang elektronik berarti menjadi tukang reparasi radio, dan syukur-syukur TV yang masih jarang waktu itu. Sang bapak dan Ibu ingin Sehat menjadi dokter. Sehat kecil sudah bermimpi menciptakan hal-hal hebat yang muncul dari elektronik. Dia mulai gandrung dengan elektronika saat tanpa sengaja menemukan buku fisika milik saudaranya yang membahas soal listrik, rangkaian, kapasitor, resistor dan sebagainya. 30 tahun setelah itu, Ia bukan saja mewujudkan mimpinya. Ia bahkan membuat bangga Indonesia meski tak lagi menjadi WNI. Tamat SMA di Kolese Kanisius, Jakarta ,Sehat yang memiliki
otak cerdas berpikir sekolah di Indonesia belum menghargai ilmu. Bermodalkan semangat, ia melamar di University of California , Berkeley , AS. Diterima di universitas bergengsi tak berarti jalan hidup Sehat lurus-lurus saja. Pada 1995, Sehat berpikir bahwa bila ingin sukses ia harus memiliki perusahaan sendiri. Maka, bersama Pantas, dan istrinya, Weili Dai, mereka mengumpulkan duit lalu mendirikan perusahaan IT, Marvell Group. Tahun-tahun awal dilalui dengan sukses berat. Mereka bekerja tak kenal waktu siang dan malam demi kesempurnaan produknya. Mereka bahkan tidak menggaji diri mereka sendiri dan hidup dalam kesederhanaan. Jarang sekali mereka bertemu dengan keluarga. Bahkan saat produk pertama mereka muncul di pasaran, mereka masih harus berjuang keras meyakinkan pembeli untuk membeli produk mereka
tersebut. “Saat itu kami sangat-sangat kecil, terlalu berisiko,” kenang Sehat. “Saat itu sangat berat untuk kami. Kami rasa saat itu kami beruntung mendapatkan pelanggan, namun kami berhasil menciptakan produk yang tak dapat dilakukan oleh pesaing kami. Setelah tiga atau empat tahun berjalan, kami mendapatkan satu pelanggan. Tahun berikutnya kami mendapatkan pelanggan lainnya.”

Akhirnya mereka berhasil. Tahun 2003, Ernst & Young menganugerahi Sehat dan istrinya sebagai Entrepreneur of the Year atas kegigihan mereka dalam inovasi, kepemimpinan teknologi, dan kesuksesan bisnis. Marvell bermarkas di Sunnyvale , AS. Hanya butuh waktu 10 tahun untuk membesarkan Marvell. Siapa yang mengira hanya dalam tempo 10 tahun, Sehat kini memimpin Marvell yang memiliki 1.800 pegawai dan menjelma menjadi perusahaan berharga miliaran dolar AS. Berdasarkan kesuksesan dan pengalamannya, Sehat memberikan nasihat kepada para mahasiswanyam “Belajarlah sebanyak mungkin, tentang software, biologi, fisika lanjutan, semua hal. Mengetahui satu jenis pengetahuan saja tidaklah cukup. Banyak orang berhenti belajar ketika mereka ingin menjadi seorang pengusaha. Itu adalah kesalahan terbesar yang ada.”

2. Nelson Tansu - Profesor Termuda
 
Nelson adalah peraih gelar profesor termuda di AS. Nelson
adalah ilmuwan kelahiran Medan, 20 Oktober 1977. Ia meraih gelar professor di bidang electrical engineering sebelum berusia 30 tahun. Ia menjadi lulusan terbaik dari SMA Sutomo 1 Medan. Pernah menjadi finalis team Indonesia di Olimpiade Fisika. Meraih gelar sarjana dari Wisconsin University yang ditempuhnya dalam 2 tahun 9 bulan dan dengan predikat Summa Cum Laude. Ia meraih gelar PhD dalam usia 26 tahun di universitas yang sama. Nelson mengaku, orang tuanya hanya membiayai pendidikannya hingga sarjana. Selebihnya, karena otaknya yang encer, ia menjadi rebutan tawaran beasiswa. Dia juga merupakan orang Indonesia pertama yang menjadi profesor di Lehigh University, tempatnya bekerja sekarang. Tesis doktoralnya mendapat award sebagai “The 2003 Harold A. Peterson Best ECE Research Paper Award” mengalahkan 300 tesis doktoral lainnya.
3. Yow-Pin Lim
Yow-Pin Lim, putra kelahiran Surabaya adalah contoh lain kisah sukses putra Indonesia di luar negeri. Ia adalah pendiri Chief Scientific Officer Pro Thera Biologics, sebuah perusahaan di Rhode Island, AS. Pro Thera dibentuk sebagai keberlanjutan teknologi yang telah dikembangkan di Rhode Island Hospital , dengan misi mengembangkan dan memasarkan produk berbasiskan protein theranostic dan therapeutic.
Riset yang dihasilkan pria kelahiran Cirebon 49 tahun yang lalu ini berkontribusi pada pemahaman terhadap molekul kompleks pada fisiologi manusia dan berbagai macam penyakit, terutama sepsis, anthrax, dan kanker. Lim kini memiliki beberapa paten, antara lain Preparative Electrophoresis Device and Methods for Detecting Cancer of the Central Nervous System. Hebatnya penemuan Lim menjadi acuan utama rumah sakit-rumah sakit di AS saat ini.

4. Yanuar Nugroho (Dosen Terbaik Inggris, 2009)
Yanuar Nugroho, pengajar di Institut Kajian Inovasi ata Manchester Institution of Innovation Research dan Pusat Informatika Pembangunan Universitas Manchester. Yanuar meraih penghargaan sebagai dosen terbaik 2009 dan hebatnya ia adalah satu-satunya orang Indonesia yang jadi dosen di Inggris. Menurut Yanuar, Desember tahun lalu, kriteria utama penilaian penghargaan tersebut adalah sumbangan akademik lewat penelitian, tulisan, seminar, kuliah dan konferensi. Selama dua tahun terakhir ini, ia terlibat pada lebih dari 15 penelitian yang didanai oleh Uni Eropa, Dewan Riset
Inggris, Dewan Riset Eropa, serta Departemen Industri dan Perdagangan Inggris. Selain mempublikasikan tulisannya di berbagai jurnal internasional, presentasi di konferensi kelas dunia, dan menjadi dosen tamu di beberapa universitas termasyhur, seperti Oxford dan Cambridge . Nugroho adalah alumnus Teknik Industri ITB tahun 1994. Ia mendapatkan gelar PhD-nya dari Universitas Manchester dalam waktu kurang dari tiga tahun pada 2007, dan menyelesaikan post-doctoral pada 2008. Sejak Agustus 2008, Nugroho menjadi staf penuh di Universitas Manchester .

5. Ken Soetanto
 
Ken Kawan Soetanto mungkin menjadi orang Indonesia yang paling sukses berkiprah dari sisi akademik di luar negeri. Bayangkan, ia sudah mematenkan 31 penemuannya, 29 di Jepang, dua di AS, untuk bidang interdisipliner ilmu elektronika, kedokteran, dan farmasi.
Soetanto juga adalah peraih gelar profesor dan empat doktor sekaligus dari empat universitas berbeda di Jepang. Sebegitu terkenalnya Soetanto di Jepang sampai-sampai oleh mahasiswanya ia memiliki metode khusus mengajar yang
diberi nama “Metode Soetanto” atau “Efek Soetanto”.Metode ini menekankan pada menggali aspek yang menyentuh hati mahasiswa dan mengumandangkan motivasi serta pemahaman tujuan yang ingin diraih. Pemerintah Jepang sangat menghargai Soetanto yang sudah menjadi warga Jepang ini. Satu penemuannya bernama NEDO (The New Energy and Industrial Technology Development Organization) memberinya penghormatan sebagai penelitian puncak di Jepang dalam rentang 20 tahun, 1987-2007. “Itu riset smart medicine atau obat cerdas yang mampu menelusuri sistem jaringan pembuluh darah untuk mencari sel-sel kanker dan melumpuhkannya,” kata Soetanto. Mengapa ia hijrah ke Jepang? Soetanto mengatakan, “Negara tanpa riset akan lemah. Riset harus dikembangkan melalui pendidikan yang baik. Di Indonesia, Soetanto pernah
merasa terbuang. Tahun 1965, ketika terjadi pergolakan politik menentang komunisme, hak mendapat pendidikan Soetanto terampas. Sekolahnya, Chung-Chung High School di Surabaya ditutup untuk selamanya. Soetanto hanya menyelesaikan pendidikannya sampai kelas I SMA. Selama tak lagi bersekolah, dia bekerja mereparasi elektronik di toko abangnya di Surabaya. Setelah uang terkumpul, berangkatlah dia ke Jepang tahun 1974.

6. Andreas Raharso
 
Pria berusia 44 tahun itu saat ini menduduki pimpinan atau CEO pada sebuah lembaga riset global Hay Group. Hay Group mempunyai jaringan di hampir belahan dunia dan berkantor pusat di Amerika. Klien dari Hay Group ini kebanyakan adalah para pemimpin dunia seperti AS, Perancis, dan Inggris. Jabatan yang diraih Andreas cukup fenomenal, karena merupakan satu-satunya orang Asia yang berhasil menduduki posisi puncak. Selama ini jabatan itu didominasi warga Amerika dan Eropa. Menilik prestasi dan kegigihan orang-orang Indonesia ini memang tidak kalah bahkan setara dengan ilmuwan dunia.
Kesadaran bahwa kondisi pendidikan di Tanah Air masih belum kondusif membuat mereka harus meninggalkan Indonesia untuk meraih sukses. Di Tanah Air, dunia pendidikan kita saat ini malah masih mempersoalkan perlu tidaknya ujian nasional (UN). Sayang sekali.
Agar Sukses Seperti Mereka
Segera Bergabung Dengan Kami
di www.gajidana.mprm.net


Salam
www.gajidana.mprm.net
Last Updated on Monday, 11 July 2011 12:07

Kisah Bekas Kenek Jadi Pengusaha Sukses di London

TEMPO.CO, London - Suara Pance Pondaag menyanyikan Demi Kau dan Si Buah Hati menemani Firdaus Ahmad menyetir Mercedes 120 CDI di jalanan London yang padat pada suatu siang akhir Februari lalu. Mobil jembar yang sanggup mengangkut sepuluh orang itu adalah kendaraan "dinas" laki-laki 54 tahun ini dari rumah ke restorannya.

Nusa Dua Restaurant berdiri di sudut Dean Street 11, Soho, di jantung ibu kota Inggris itu. Bangunan tiga lantai ini satu-satunya restoran Indonesia di kawasan belanja dan tempat nongkrong anak-anak muda itu. "Sejak Presiden Barack Obama datang ke Indonesia, menu favorit di sini nasi goreng," kata Daus.

Selain itu, ada banyak makanan khas Indonesia di daftar menu: ayam kremes, sayur asem, sambal terasi, tahu isi, soto ayam, tempe, dan kerupuk udang. Saya makan di sana ketika restoran masih tutup menjelang sore. Tapi, di depan pintu, pelanggan dari pelbagai ras yang akan makan malam sudah antre mengular.

Resto ini adalah buah kerja keras Daus selama 20 tahun. Ia tiba di London pada akhir 1981 dengan tiket pesawat yang dikirim saudaranya, sopir di Kedutaan Besar Indonesia di London. Daus nekat berangkat ke Inggris karena penghasilan sebagai kondektur angkutan kota Kampung Melayu-Bekasi tak menentu.

Mendarat di Bandar Udara Heathrow yang sibuk, lulusan SMA 1 Indramayu ini termangu dua jam. Ia tak tahu jalan keluar. Ia amati setiap penumpang. Asumsinya, orang yang kusut pasti baru mendarat setelah penerbangan yang jauh. Ia ikuti mereka menyeret koper. "Saat itu saya baru tahu arti 'exit' itu keluar," katanya, terbahak.

Daus lalu bekerja di restoran Indonesia sebagai pencuci piring. Tapi resto ini tak berumur lama. Pemiliknya ketahuan mengakali pajak. Pemerintah mengambil alih dan menjualnya. Pembelinya adalah tukang masak asal Malaysia. Resto itu kini jadi rumah makan Asia yang tukang masaknya adalah pemilik lama, bekas majikan Daus.

Seorang pengusaha Singapura kemudian mendirikan Nusa Dua Restaurant. Daus diajak bergabung dan naik pangkat jadi chef. Tapi perkongsian ini hanya bertahan tiga tahun. Pengusaha itu tak sanggup membayar cicilan modal. Royal Bank of Scotland (RBS) menyitanya. Daus kelimpungan tak punya pekerjaan.

Pada 1991 ia sudah menikahi Usya Suharjono, perempuan manis yang tengah kuliah kesekretariatan di London. Ayah Usya adalah wartawan radio BBC seksi Indonesia. Ia mengikuti orang tuanya ke London setelah lulus SMA 2 Jakarta Pusat pada 1983. Daus punya ide mengambil alih Nusa Dua.

Usya maju sebagai negosiator dengan bank karena ia fasih berbahasa Inggris. Daus hingga kini masih gagap. Kepada tiga anaknya, ia berbicara dalam bahasa Indonesia, tapi dijawab dalam bahasa Inggris. Usya membujuk bahwa resto itu merugikan RBS karena tak mendatangkan untung, sementara pajak tetap harus dibayar.

Daus meyakinkan mereka akan mengelola rumah makan dengan jaminan membayar cicilan 1.000 pound tiap bulan tepat waktu. ”Jika tahun pertama pembayaran tak jelas, bank silakan ambil alih lagi,” katanya. Deal. RBS ternyata setuju.

Sejak itu, Daus yang pegang kendali. Ia belanja, ia memasak, ia pula yang melayani pembeli. Karena makanan racikannya enak, pelanggan lama kembali, dan pembeli baru berdatangan. Restorannya mulai untung dengan omzet 10 ribu pon (Rp 140 juta) setiap pekan. Dalam waktu enam tahun, utang 100 ribu pound lunas.

Tabungannya mulai kembung. Daus membeli sebuah rumah seluas 300 meter persegi seharga Rp 5,2 miliar di sudut jalan dekat sekolah anaknya. Rumah sembilan kamar itu kini disewakan kepada pelancong asal Indonesia dengan tarif 19,5 pound semalam. Meski tak ada papan nama, orang tahu rumah bata merah di sudut jalan kompleks elite Colindale itu ”Wisma Indonesia”.

Daus-Usya tinggal tak jauh dari situ. Tiga mobil nangkring di garasi. Semuanya Mercedes yang harga satu unitnya rata-rata Rp 1,4 miliar. Daus kerap bolak-balik London-Bekasi untuk menengok keluarga besarnya di Jatiasih.

Setelah semua pencapaian ini, Daus hanya punya satu cita-cita: pulang kampung setelah anak-anaknya mandiri dan membuat taman pendidikan agama untuk anak-anak miskin.

Sukses Seperti Dia Butuh Modal Yang Besar
Mulailah Dengan Modal Yang Lebih Ringan
Dengan Bergabung Bersama Kita di  www.gajidana.mprm.net

Salam

Inilah Orang Sukses di Indonesia Tanpa Ijazah

1. Andy F. Noya



PimRed Metro TV ini belum lulus sarjana… Satu hal yang menarik, Andy sebenarnya adalah orang teknik. Sejak lulus SD Sang Timur di Malang, Jawa Timur, pria kelahiran Surabaya ini sekolah di Sekolah Teknik Jayapura lalu melanjutkan ke STM Jayapura. “Tetapi sejak kecil saya merasa jatuh cinta pada dunia tulis menulis. Kemampuan menggambar kartun dan karikatur semakin membuat saya memilih dunia tulis menulis sebagai jalan hidup saya,” tutur Andy.

2. Adam Malik



Ternyata orang yg dikabarkan Agen CIA ini ternyata gak pernah ngenyam bangku sekolah.

3. M. H. Ainun Najib



Emha Ainun Nadjib hanya tiga bulan kuliah, Pendidikan formalnya hanya berakhir di Semester 1 Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM). Sebelumnya dia pernah ‘diusir’ dari Pondok Modern Gontor Ponorogo karena melakukan ‘demo’ melawan pemerintah pada pertengahan tahun ketiga studinya, kemudian pindah ke Yogya dan tamat SMA Muhammadiyah I. Selebihnya Beliau jadi pengembara ilmu di luar sekolah hingga dia bisa jadi manusia dengan bermacam sebutan (multifungsi).

4. Abdullah Gymnastiar



kiai yang kmarin2 ini santer dengan kasus poligaminya,ternyata sukses menjadi kiai dan wirausahawan (pengusah besar) tanpa ijazah. Walaupun sudah lulus, tapi dikabarkan sampai saat ini blm mengambil ijazahnya.

5. Ajip Rosidi



Dia menolak ikut ujian akhir SMA karena waktu itu beredar kabar bocornya soal-soal ujian. Dia berkesimpulan bahwa banyak orang menggantungkan hidupnya kepada ijazah. “Saya tidak jadi ikut ujian, karena ingin membuktikan bisa hidup tanpa ijazah”. Dan itu dibuktikan dengan terus menulis, membaca dan menabung buku sampai ribuan jumlahnya. Walhasil sampai pensiun sebagai guru besar tamu di Jepang, Dia yang tidak punya ijazah SMA , pada usia 29 th diangkat sebagai dosen luar biasa Fakultas Sastra Univ. Padjadjaran. Lalu jadi Direktur Penerbit Dunia Pustaka Jaya, Ketua Ikapi Pusat, Ketua DKJ dan akhirnya pada usia 43 tahun menjadi profesor tamu di Jepang sampai pensiun.
Berikut Sejarah Pendidikan Beliau :

* Sekolah Rakyat 6 tah di Jatiwangi (1950)
* Sekolah Menengah Pertama Negeri VIII Jakarta (1953)
* Taman Madya, Taman Siswa Jakarta (1956, tidak tamat)

6. Bob Sadino



Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 th mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan. Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia dan tidak melanjutkan kuliah. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 t. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.

Pada th 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.

7. Andrie Wongso



Anak ke 2 dari 3 bersaudara ini terlahir dari sebuah keluarga miskin di kota Malang. Di usia 11 th (kelas 6 SD), terpaksa harus berhenti bersekolah karena sekolah mandarin tempat andrie kecil bersekolah ditutup. Maka SDTT, Sekolah Dasar Tidak Tamat, adalah gelar yang disandangnya saat ini. Masa kecil hingga remajanya pun kemudian dilalui dengan membantu orang tuanya membuat dan berkeliling berjualan kue ke toko-toko dan pasar.

8. Purdi E Chandra



Sosok Purdi E. Chandra kini dikenal sebagai pengusaha yang sukses. Lembaga Bimbingan Belajar (Bimbel) Primagama yang didirikannya bahkan masuk MURI lantaran memiliki 181 cabang di 96 kota besar di Indonesia dengan 100 rb siswa tiap th.

Bukan suatu kebetulan jika pengusaha sukses identik dengan kenekatan mereka untuk berhenti sekolah atau kuliah. Seorang pengusaha sukses tidak ditentukan gelar sama sekali. Inilah yang dipercaya Purdi ketika baru membangun usahanya.

Kuliah di 4 jurusan yang berbeda, Psikologi, Elektro, Sastra Inggris dan Farmasi di Universitas Gajah Mada (UGM) dan IKIP Yogya membuktikan kecemerlangan otak Purdi. Hanya saja ia merasa tidak mendapatkan apa2 dengan pola kuliah yang menurutnya membosankan. Ia yakin, gagal meraih gelar sarjana bukan berarti gagal meraih cita-cita. Purdi muda yang penuh cita2 dan idealisme ini pun nekad meninggalkan bangku kuliah dan mulai serius untuk berbisnis.

Kini kabarnya sekarang sudah ada lebih dari 500 cabang Primagama di seluruh Indonesia.

9. Hendy Setiono



Hendy Setiono (kebab Baba Rafi) mengawali usaha tahun 2003 di Surabaya. Modalnya hanya Rp 10 jt atau sebuah gerobak burger. Kini bisnisnya berkembang pesat dengan menu makanan utama kebab serta santapan ala koboi (burger serta hotdog). Jumlah cabangnya setiap tahun terus bertambah. Terakhir, terdapat 140 outlet tersebar di 25 kota, antara lain Batam, Bali, Bandung, Banjarmasin, Malang, Gresik, Jember, Kediri, Lampung, Padang, Malang, Makasar, Medan, Pasuruan, Pekan Baru, Karawang, Surabaya, Sukabumi, Semarang, Sidoarjo, Tasikmalaya, Jogjakarta, dan Jakarta.

10. Buya Hamka



HAMKA (1908-1981), adalah akronim kepada nama sebenar Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah. Ia adalah seorang ulama, aktivis politik dan penulis Indonesia yang amat terkenal di alam Nusantara.
Hamka mendapat pendidikan rendah di Sekolah Dasar Maninjau sehingga kelas dua. Ketika usia HAMKA mencapai 10 th, ayahnya telah mendirikan Sumatera Thawalib di Padang Panjang. Di situ Hamka mempelajari agama dan mendalami bahasa Arab. Hamka juga pernah mengikuti pengajaran agama di surau dan masjid yang diberikan ulama terkenal seperti Syeikh Ibrahim Musa, Syeikh Ahmad Rasyid, Sutan Mansur, R.M. Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo.

11. Basrizal Koto



Basrizal Koto atau sering disebut Basko lahir di Kampung Ladang, Pariaman dari pasangan Ali Absyar dan Djaninar. Masa kecilnya sangatlah getir, dimana Basko sempat merasakan hanya makan sehari sekali, di mana untuk makan sehari-hari saja sang ibu harus meminjam beras ke tetangga.
Ayahnya hanyalah bekerja sebagai buruh tani yang mengolah gabah. Meski sempat bersekolah hingga kelas lima SD, Basko akhirnya berkesimpulan bahwa kemiskinan harus dilawan bukan untuk dinikmati. Atas seizin ibunya, diapun memilih pergi merantau ke Riau dibanding melanjutkan sekolah.Basko yang panjang akal dan visioner mengawali usahanya dengan berjualan pete.Kemahirannya berkomunikasi, membangun jaringan, menepati janji, dan menjaga kepercayaan akhirnya membawanya sukses menaklukan kemiskinan, membangun kerajaan bisnis, dan menciptakan lapangan kerja.
Jumlah perusahaan yang dikelolanya kini mencapai 15 perusahaan dan sejak 2006 dia juga terjun ke bisnis penambangan batu bara di Riau, menyediakan jasa TV kabel dan Internet di Sumatra.Beberapa perusahaan yang masuk dalam MCB Group miliknya adalah PT Basko Minang Plaza (pusat belanja), PT Cerya Riau Mandiri Printing (percetakan), PT Cerya Zico Utama (properti), PT Bastara Jaya Muda (tambang batubara), PT Best Western Hotel (Hotel Basko), dll. Proyek terakhir yang tengah digarapnya adalah pendirian Best Western Hotel dengan 198 kamar. Sebuah hotel bintang empat plus yang tengah di bangun di Padang, Sumatra Barat.


Inggin Sukses Seperti Mereka
SEGERA Gabung Dengan Kita
www.gajidana.mprm.net
 

Rahasia Sukses Orang Terkaya di Indonesia


10 Orang Sukses di Indonesia Tanpa sekolah dan Ijazah

 
www.gajidana.mprm.net - Sebuah gelar sarjana atau profesor mungkin adalah hal wajib yang dimiliki oleh seorang yang ingin sukses dan berpenghasilan besar. Akan tetapi tidak selamanya gelar itu menjamin seseorang itu sukses. Ada beberapa orang yang mampu sukses tanpa memiliki gelar, seperti 10 orang dibawah ini.


Adam Malik

Adam Malik - praswck
Siapa yang tidak kenal beliau. Beliau ternyata tidak pernah menyentuh bangku sekolahan.


Abdullah Gymnastiar

Abdullah Gymnastiar - praswck
Sukses menjadi kiayi dan wirausahawan tanpa ijazah. Walaupun sudah lulus, tapi ijazahnya belum diambil hingga saat ini.


Andrie Wongso

Andrie Wongso - praswck
Sekolah Dasar Tidak Tamat, adalah gelar yang disandangnya saat ini. Masa kecil dan remajanya dilalui dengan membantu orangtuanya.


Buya Hamka

Ia adalah seorang ulama, aktivis politik dan penulis Indonesia yang amat terkenal di alam Nusantara. Hamka mendapat pendidikan di Sekolah Dasar Maninjau hingga kelas dua.


Hendy Setiono

Hendy Setiono - praswck
Kini bisnisnya, Kebab Baba Rafi berkembang pesat dengan menu makanan utama kebab serta santapan ala koboi (burger serta hotdog).


M. H. Ainun Najib
Pendidikan formalnya hanya berakhir di Semester 1 Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM). Selebihnya Beliau jadi pengembara ilmu di luar sekolah hingga dia bisa jadi manusia dengan bermacam sebutan (multifungsi).


Ajip Rosid

Ajip Rosidi - praswck
Dia menolak ikut ujian karena waktu itu beredar kabar bocornya soal-soal ujian. Tidak jadi ikut ujian, karena ingin membuktikan bisa hidup tanpa ijazah. Dia yang tidak memiliki ijazah SMA , pada usia 29 tahun diangkat sebagai dosen luar biasa Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran. Lalu jadi Direktur Penerbit Dunia Pustaka Jaya, Ketua Ikapi Pusat, Ketua DKJ dan akhirnya pada usia 43 tahun menjadi profesor tamu di Jepang sampai pensiun.


Purdi E Chandra

Purdi E Chandra - praswck
Kuliah di 4 jurusan yang berbeda. Hanya saja ia merasa tidak mendapatkan apa-apa dengan pola kuliah yang menurutnya membosankan hingga akhirnya dia nekad meninggalkan kuliahnya. Lembaga Bimbingan Belajar (Bimbel) Primagama yang didirikannya bahkan masuk ke Museum Rekor Indonesia (MURI)


Bob Sadino

Bob Sadino - praswck
Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.


Andy F. Noya

Andy S Noya - praswck
Pimpinan redaksi Metro TV ini belum lulus sarjana. sejak kecil dia merasa jatuh cinta pada dunia tulis menulis. Kemampuan menggambar kartun dan karikatur semakin membuatnya memilih dunia tulis menulis sebagai jalan hidupnya.

Nah...Gimana dengan Anda???
Inggin Sukses Seperti Mereka
Gabung Dengan Kita
www.gajidana.mprm.net
 

Salam